pulse

Rabu, 03 Juni 2009

Bagian – Bagian Utama PLTA Ketenger

Waduk & Bendungan (Kolam Tando)
Waduk berfungsi sebagai penampung air dari sungai Banjaran dan Surobadak, luas tangkapan hujan 30 km, debit rata-rata tiap tahun yang masuk kekolam Tando adalah 2,1 m3/detik.

Kolam Tando PLTA Ketenger

Bagian ini merupakan komponen utama dari suatu pusat pembangkit hidro yang mana berfungsi sebagai penyimpan air untuk menggerakan turbin air. Bendungan ini berguna juga sebagai kesinambungan kerja, pengendali air serta untuk mendapatkan adanya tinggi jatuh air.
Bendungan ini digolongkan atas beberapa jenis menurut struktur, bahan-bahan kontruksinya, tujuan penggunaannya, prinsip perencanaannya, tinggi maupun untuk katagori lain. Menurut tujuan penggunaannya, dibedakan atas bendungan penyimpan, bendungan pengaturan. Sedangkan menurut bahan kontruksinya dan prinsip perencanaannya dibedakan atas bendungan urungan yang terdiri dari urungan batu, urungan tanah, bendungan beton, bendungan kerangka baja dan bendungan kayu.
Bendungan PLTA Ketenger memiliki ukuran:
a. Luas dasar kolam : 1,768 m2
b. Luas permukaan kolam : 3,536 m2
c. Elevasi air tertinggi : 658 m
d. Elevasi air terendah : 650 m
e. Volume efektif : 20.000 m3

Tangki Surja (Surge Tank)
Pada sutu instalasi pembangkit listrik tenaga air haruslah memperhitungkan kemungkinan bahaya yang timbul pada saluran pipa pada instalasi tersebut misalnya terjadinya water hammer akibat penutupan katup secara cepat.
Tangki Surja PLTA Ketenger

Water hammer ini dapat menimbulkan peningkatan tekanan pada saluran pipa sehingga dapat menyebabkan pecahnya pipa apabila tekanan yang terjadi melebihi kekuatan maksimum dari pipa tersebut terutama untuk saluran yang relatif panjang dibagi dengan tinggi terjun yang ada. Untuk itulah perlu dipasang Surge tank Fungsinya terutama untuk: mengurangi water hammer akibat perubahan beban, menampung air saat beban mendadak turun, mensuplai air pada saat pembebanan mendadak dan lain-lain.

Rumah Pembangkit (Power House)

Rumah Pembangkit PLTA Ketenger

Bangunan sentral atau rumah pembangkit yang didalamnya terdapat fasilitas-fasilitas atau bagian-bagian PLTA seperti turbin air, generator, ruang kontrol, ruang tegangan tinggi, ruang bengkel dan sebagainya. Rumah pembangkit sangat penting sekali karena semua kegiatan pembangkit terpusat disini. Rumah pembangkit PLTA Ketenger 2 lantai (dua lantai diatas tanah dan dua lantai dibawah tanah).

Pipa Pesat (Penstock)
Pipa pesat adalah saluran yang digunakan untuk mengalirkan air dari kolam tandu ke Rumah Pembangkit. Pipa pesat (penstock) berfungsi:
  1. Untuk mengalirkan dan mengarahkan air ke turbin.
  2. Untuk mendapatkan tekanan hidrolistika yang sebesar-besarnya.
Pipa Pesat PLTA Ketenger

Secara mekanis penstock berfungsi sebagai sarana pengubah tenaga kinetis dari hidrostatik pada reservoir (penampung) menjadi tenaga pontesial. Tenaga air tersebut menjadi tenaga mekanik pada turbin. Turbin akan menggerakan generator sehingga menimbulkan listrik. Pipa pesat ini memiliki ukuran 1,40 m untuk beton bertulang, dengan diameter 0,85 m dan panjangnya 778,00 m. Sedangkan untuk pipa baja memiliki ukuran diameter 0,85 dan panjangnya 1910,00 m.

DAS PLTA Ketenger

Pusat pembangkit tenaga listrik, khususnya pembangkit tenaga air (PLTA) merupakan suatu tempat pembangkit tenaga listrik dari sumber primer atau tempat untuk mengkonversikan sumber daya dari energi primer ke energi listik. Energi primer pada pembangkit tenaga listrk disini adalah dengan memanfaatkan energi pontesial dari tenaga air sebagai sumber daya primernya untuk diubah menjadi energi listrik.

Foto satelit jalur distribusi air PLTA Ketenger

Pada PLTA Ketenger menggunakan beberapa sungai sebagai sumber mata airnya yaitu Sungai Sorobadag, Sungai Banjaran serta sungai-sungai kecil lainnya disekitar lokasi tersebut yang kemudian ditampung di kolam tando dan dialirkan ke rumah pembangkit. Berikut adalah bentuk aliran DAS dari PLTA Ketenger.

Bentuk Aliran DAS PLTA Ketenger

Pada proses distribusi air melalui pipa pesat terdapat tiga bagian utama yaitu Kolam Tando, Surge Tank dan Power House. Berikut ini merupakan jalur pipa pesat yang terdapat di PLTA Ketenger.


Jalur distribusi air dari penampang samping


Contact

Unit Bisnis Pembangkitan Mrica
Mrica Generation Business Unit
JI. Raya Banyumas Km. 8. Kotak Pos 38,
Banjarnegara 53471, Indonesia
Tel. : (62-286) 597-081
Fax. : (62-286) 597-044


Sub Unit PLTA Ketenger

Desa Ketenger, Kec. Baturaden
Kab. Banyumas, Kotak Pos 98
Telp. : (62-26) 681-614
Fax. : (62-26) 681-614
email : plta.ketenger@gmail.com

Tanggung Jawab dan Wewenang

Untuk memudahkan berlangsungnya operasional kerja maka dibuatlah tiga bagian kerja yaitu: bagian pemeliharaan, bagian umum dan bagian operasi. Ditetapkanlah pula peraturan kepegawaian yang mengatur tugas wewenang, hak dan kewajiban serta disiplin pegawai.

Adapun jumlah personil PLTA Ketenger yang menangani sistem pengusahaan sebanyak 30 orang, terdiri dari 1 orang sebagai Superivor Senior, 6 orang menangani pemeliharaan, 16 orang menangani bidang operasi, 4 orang menangani bidang administrasi / keuangan dan 4 orang menangani bidang keamanan. Adapun tanggung jawab dan wewenang masing – masing adalah sebagai berikut:

  1. Supervisor Senior

Bertugas sebagai leader PLTA Ketenger dengan memberikan supervise dan mengkoordinir seluruh bidang beserta karyawannya, agar terjalin kerjasamadan kekompakan kerja antar bagian yang baik. Sehingga memperlancar dalam proses operasional PLTA Ketenger dengan baik dan handal. Serta membuat laporan seluruh kegiatan ke kantor UBP Mrica Banjarnegara.

  1. Supervisor Pemeliharaan

Supervisor Pemeliharaan membawahi beberapa teknisi yang meliputi teknik mesin, teknisi listrik, teknisi kontrol dan teknisi sipil. Tugas supervisor pemeliharaan adalah melaksanakan supervise dan koordinasi pada bidang pemeliharaan sehingga PLTA selalu handal dengan melaksanakan kegiatan prediksi, pemeliharaan dan monitoring peralatan – peralatan mesin, listrik, kontrol dan lingkunganserta melaporkan kerjanya kepada Supervisor Senior.

a. Tugas Teknisi Listrik

1. Membuat rencana: jadwal pemeliharaan, rencana biaya dan jumlah material yang diperlukan untuk pemeliharaan listrik dan kelengkapannya.

2. Melaksanakan pemeliharaan dibidangnya.

3. Mengatasi gangguan pada peralatan listrik dan kelengkapannya.

4. Memonitoring parameter yang ada untuk mencegah gangguan yang timbul dan menjaga kerusakan yang lebih fatal.

5. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidangnya.

6. Membuat laporan pekerjaannya kepada supervisor pemeliharaan.

b. Tugas Teknisi Kontrol

1. Membuat rencana: jadwal pemeliharaan, rencana biaya dan jumlah material yang diperlukan untuk pemeliharaan kontrol dan kelengkapannya.

2. Melaksanakan pemeliharaan dibidangnya

3. Mengatasi gangguan pada peralatan kontrol dan kelengkapannya

4. Memonitoring parameter yang ada untuk mencegah gangguan yang timbul dan menjaga kerusakan yang lebih fatal.

5. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidangnya

6. Membuat laporan pekerjaannya kepada supervisor pemeliharaan

c. Tugas Teknisi Mesin

1. Membuat rencana: jadwal pemeliharaan, rencana biaya dan jumlah material yang diperlukan untuk pemeliharaan mesin dan kelengkapannya.

2. Melaksanakan pemeliharaan dibidangnya

3. Mengatasi gangguan pada peralatan kontrol dan kelengkapannya

4. Memonitoring parameter yang ada untuk mencegah gangguan yang timbul dan menjaga kerusakan yang lebih fatal.

5. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidangnya

6. Membuat laporan pekerjaannya kepada supervisor pemeliharaan

d. Tugas Teknisi Sipil

1. Membuat rencana: jadwal pemeliharaan, rencana biaya dan jumlah material yang diperlukan untuk pemeliharaan sipil dan kelengkapannya.

2. Melaksanakan pemeliharaan dibidangnya

3. Mengatasi gangguan pada peralatan kontrol dan kelengkapannya

4. Memonitoring parameter yang ada untuk mencegah gangguan yang timbul danmenjaga kerusakan yang lebih fatal.

5. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidangnya.

6. Membuat laporan pekerjaannya kepada supervisor pemeliharaan.

  1. Supervisor Umum

Supervisor umum memiliki beberapa staf / pelaksana yaitu staf TU dan keuangan, staf akutansi lahan dan staf kamtib. Adapun tugas Supervisor umum adalah memberikan supervise dan koordinasi pada bagian umum sehingga kinerja PLTA selalu handal dengan melaksanakan kegiatan tata usaha, kepegawaian, akutansi, penggandaan material dan pembukuan agar pelayanan administrasi kepada semua unsur baik internal maupun eksternal berjalan lancar serta melaporkan pekerjaannya kepada Supervisor Senior.

a. Tugas Pelaksana TU dan Keuangan

1. Melaksanakan kegiatan tata usaha perkantoran.

2. Melaksanakan kegiatan penggawaian.

3. Melaksanakan tata laksana keuangan.

4. Melaksanakan tata usaha pengadaan, penyimpanan dan penyaluran barang perlengkapan kerja bagi para personil.

5. Membuat laporan pekerjaannya kepada supervisor pemeliharaan

b. Tugas Pelaksana Administrasi

1. Melaksanakan kegiatan tata laksana akutansi

2. Melaksanakan kegiatan tata usaha pembukuan dan penyusunan neraca penyimpanan arsip.

3. Membuat laporan pekerjaannya kepada supervisor pemeliharaan

c. Tugas Pelaksana Lahan

Melaksanakan kegiatan usaha diluar bidang ketenagalistrikan dan Membuat laporan pekerjaannya kepada supervisor pemeliharaan

d. Tugas Pelaksana KAMTIB

Bertugas menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan PLTA Ketenger dari gangguan internal maupun eksternal sehingga kegiatan operasional pengusahaan dan pembangkit dapat berjalan dengan lancar, aman dan terkendali serta membuat laporan pekerjaan kepada Supervisor Umum.

  1. Supervisor Operasi

Ada empat Supervisor Operasi yang ada masing – masing membawahi tiga operator yaitu: operator panel kontrol, operator turbin, operator generator, dan operator pintu air kolam tando harian muntu.

Tugas Supervisor Operasi adalah mengawasi dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pengoperasian, mengatur pembebanan mesin pembangkit tenaga listrik sesuai dengan kondisi air serta melakukan penormalan bila terjadi gangguan baik gangguan luar maupun gangguan dalam serta membuat laporan pekerjaan kepada Supervisor Senior.

a. Tugas Operator Panel Kontrol:

1. Mengoperasikan peralatan kontrol panel serta mengendalikan sistem operasinya agar sesuai dengan SOP dan tingkat pembebanan yang diinginkan.

2. Mengecek dan mencatat indikator parameter ruang kontrol pada panel – panel kontrol.

3. Menyajikan informasi atas pelaksanaan tugas yang meliputi hasil produksi kwh, pemakaian pelumas dan material operasi dan tingkat keandalan unit serta gangguan dan kerusakan selama operasi.

4. Membuat laporan pekerjaannya kepada supervisor operasi

b. Tugas Operator Turbin dan Generator

1. Mengoperasikan peralatan turbin generator beserta alat – alat bantunya serta mengendalikan sistem operasinya yang berkaitan dengan SOP yang ditetapkan.

2. Mengecek dan mencatat indikator parameter – parameter dengan melihat langsung untuk mengetahui penyimpanan dan kelainan pada sistem turbin generator.

3. Membuat laporan pekerjaannya kepada supervisor operasi.

c. Tugas Operator Kolam Tando

1. Mengoperasikan peralatan pintu – pintu air serta alat –alat bantunya sesuai dengan kebutuhan debit air yang diinginkan.

2. Mengawasi dan mencatat serta melaporkan kepada Operator Power House tentang kondisi air pada kolam tando harian.

3. Mengecek dan mencatat indikator parameter – parameter dengan melihat langsung untuk mengetahui penyimpanan dan kelainan pada sistem turbin generator.

4. Membuat laporan pekerjaannya kepada supervisor operasi.

STRUKTUR ORGANISASI

Supervisor Senior

Supervisor pemeliharaan

Supervisor Umum

Supervisor Operasi Regu A

Supervisor Operasi Regu B

Supervisor Operasi Regu C

Supervisor Operasi Regu D

Teknisi Listrik

Pelaksana TU dan Keuangan

Operator Panel Kontrol

Operator Panel Kontrol

Operator Panel Kontrol

Operator Panel Kontrol

Teknisi Kontrol

Pelaksana Akutansi

Operator Turbin Generator

Operator Turbin Generator

Operator Turbin Generator

Operato Turbin Generator

Teknisi Mesin

Pelaksana Lahan

Operator Pintu Air

Operator Pintu Air

Operator Pintu Air

Operator Pintu Air

Teknisi Sipil

Pelaksana Kamtib





Selasa, 02 Juni 2009

SEJARAH PERUSAHAAN

Dalam masa pembangunan PLTA Ketenger telah disurvei oleh pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1932, sedangkan pelaksanaan pembangunannya dilaksanakan pada tahun 1935 dan selesaipada tahun 1939 oleh kontraktor Hindia Belanda NV. ANIEM 9 (N.V. Algemeene Nederlandsch Indische Electriciteit Maatchappy) untuk mesin unit 1 dan 2 dengan daya terpasang masing – masing 3,52 MW.
Sedangkan pada tahun 1998 – 1999 di bangun kembali (renovasi) untuk mesin 3 dengan daya terpasang 1,05 MW oleh kontraktor PT. Dirga Bratasena Engenering Medan, untuk analisa mengenai dampak lingkungannya dilakukan oleh tim pusat studi kependudukan dan lingkungan hidup lembaga penelitian Universitas Diponegoro Semarang dan disetujui oleh pihak Komisi AMDAL Pusat Departemen Pertambangan dan Energi di Jakarta.
Tujuan pembangunan PLTA ketenger adalah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik, terutama kebutuhan energi listrik untuk daerah Gambasari dan Pasanggrahan, dimana energi listrik ini dimafaatkan untuk menggerakan turbin dari sungai Banjaran dan sungai Surobadak. Volume air dari kedua sungai dialirkan dan ditampung kedalam kolam tando dengan maksud mendapat debit dan tinggi jatuh yang diinginkan, baru kemudian air dalam kolam dialirkan melewati pipa besar untuk memutar turbin.
Energi listrik yang dihasilkan PLTA ketenger disalurkan ke berbagai daerah antara lain: Purwokerto, Purbalingga, Gombong, Karanganyar, Kebumen dan pompa air Gambarsari serta pesanggrahan melalui saluran tinggi 30 kV.

1. Keadaan Umum
  • Periode Pembangunan
Periode pembangunan PLTA Ketenger dilakukan beberapa tahapan, tahap pertama adalah pembangunan atau pekerjaan sarana yang meliputi: pembuatan jalan masuk, kantor, gudang, bengkel, perumahan dinas, pagar, saluran air minum dan instalasi listrik serta penyediaan tanah. Tahapan kedua adalah pekerjaan sipil meliputi: pembangunan kolam tando, bendungan banjaran, bak pengedap masuk kolam, pipa pesat dan gedung pembangkit. Tahap terakhir terdiri dari pemasangan turbin, generator, indoor switchgear, cranes, transformer dan peralatan switchgear serta perlengkapan lainnya.

  • Pelaksanaan Pembangunan
Pembangunan sarana sumber tenaga PLTA Ketenger secara garis besar dilaksanakan pada periode sebagai berikut:
  1. Tahun 1935 – 1937 yaitu bendungan Banjaran masuk bak pengedap, pekerjaan pipa beton bertulang sepanjang 778 m berdiameter 1,4 m, kolam tando dan bak pelimpah.
  2. Tahun 1937 – 1939 yaitu pekerjaan pipa pesat, gedung sentral, turbin, generator dan perlengkapannya.
  3. Tahun 1998 – 1999 pelaksanaan pembangunan PLTA Ketenger 3 atau PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro) Curug Gede.

  • Bidang Pengolahaan Perusahaan dan Pembangkit
  1. Tahun 1939 -1959 pelaksanaan pengolahan operasi dan pemeliharaan oleh EMB (Electriciteit Maatchappy Banyumas) di Purwokerto.
  2. Tahun 1951 – 1962 pelaksanaan pengolahan operasi dan pemeliharaan oleh PLN distribusi cabang Purwokerto PLN Exploitasi XII.
  3. Tahun 1962 – 1982 pelaksanaan pengolahan operasi dan pemeliharaan oleh sector Ketenger wilayah VIII Semarang.
  4. Tahun 1983 – 1991 pelaksanaan pengelolahan operasi dan pemeliharaan oleh PLN sector Ketenger PLN pembangkitan dan penyaluran Jawa bagian Barat Jakarta.
  5. Tahun 1993 – 2000 pelaksanaan pengelolahaan pemeliharaan dan operasi oleh PT. PLN Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkit Mrica Banjarnegara, termasuk penyerahan PLTA Ketenger unit 3 atau PLTM ( Pembangkit Listrik Tenaga Mikro) Curug Gede.
  6. Tahun 2000 sampai dengan sekarang pelaksanaan pengolahan operasi dan pemeliharaan oleh PT. Indonesia Power UBP Mrica Banjarnegara. Untuk keandalan penyediaan energi listrik maka pemeliharaan korektif dan pemeliharaan emergency.

  • Manfaat dari Pembangunan PLTA Ketenger
Karena pusat listrik ini menggunakan sumber daya air, dilihat dari dampak negatif hampir tidak ada karena dalam operasionalnya sangat ramah dengan lingkungan, sumber hayati maupun ekosistem alam sekitar. Sedangkan dampak positif yang terjadi dengan dibangunnya PLTA Ketenger diantaranya :
  1. menghasilkan energi listrik yang murah dan berkualitas
  2. Proses operasionalnya hampir tidak menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat, habitat dan ekosistem lingkungan sekitarnya.
  3. tidak menimbulkan hilangnya sumber daya alam karena air yang dipakai pada hakekatnya tidak hilang volumenya, termasuk tidak memakai bahan bakar dan lainnya.
  4. Sangat menunjang program listrik masuk desa sisi pariwisata alamnya dan peluang – peluang bisnis lainnya yang sangat tergali seperti air minum mineral dan agribisnis.
  5. membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekelilingnya.
Sumber – Sumber Potensi Tenaga PLTA Ketenger
Sumber – sumber potensi tenaga PLTA Ketenger adalah curah hujan dan debit sungai. Jumlah curah hujan didaerah sekitar PLTA Ketenger dan aliran sungai atau debit sungai Banjaran dan Sarobadak sangat baik. Dimana debit ini sangat dipengaruhi oleh curah hujan itu sendiri, keadaan geografis, flora temperature, dan factor lainnya disebelah hulu sungai.
 

Dunia Listrik

3 Virtual Turbines: Pelton, Francis and Kaplan

Mari Berhemat Listrik